Posted by : Unknown
Sabtu, 25 Oktober 2014
Wacana yang Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia
Pada Tataran Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah
Wacana
pada Tataran Ilmiah :
karya
ilmiah (scientific paper) adalah laporan tertulis dan dipublikasi yang
memaparkan hasil penelitian atau pengkajian yang telah dilakukan oleh seseorang
atau sebuah tim dengan memenuhi kaidah dan etika keilmuan yang dikukuhkan dan
ditaati oleh masyarakat keilmuan.
Macam-macam
karya tulis ilmiah :
Sesuai
dengan cirinya yang tertulis tadi, maka karya tulis ilmiah dapat berwujud dalam
bentuk makalah (dalam seminar atau simposium), artikel, laporan praktikum,
skripsi, tesis, dan disertasi, yang pada dasarnya kesemuanya itu merupakan
produk dari kegiatan ilmuwan.
Contohnya
:
Aids
AIDS (Acquired Immune
Deficiency Syndrome) adalah nama penyakit yang berarti sindroma dapatan
penurunan kekebalan tubuh. Ada pula yang menyebutkan sebagai penyakit kurus
karena penderitanya memang sangat kurus. Sebagai sindroma, gejala AIDS sangat
banyak, antara lain diare lebih dari sebulan, demam lebih dari sebulan, dan
menurunnya berat badan secara cepat. Dari ketiga gejala tersebut, yang
terpenting adalah gejala menurunya berat badan. Tanda-tanda lain antara lain
batuk lebih dari 2 minggu, pembengkalan kelenjar (di ketiak,leher,dan
selangkangan), sakit kepala hebat dengan leher kaku, bengkak-bengkak cokelat
tua yang cepat menyebar di kulit dan lain-lain.
AIDS disebabkan oleh
virus yang hidup dalam darah dan cairan tubuh lainnya. Virus ini merusak system
kekebalan tubuh sehingga tubuh tidak mampu lagi membentengi badan dari serangan
berbagai penyakit. Setelah virus ini berada di dalam tubuh, ia bisa berada di
sana bertahun-tahun sebelum mulai membuat orang itu sakit. Siapa saja bisa
terkena AIDS, tidak peduli umur, suku, pekerjaan, maupun orientasi seksualnya,
apabila seseorang pernah berhubungan seks dengan orang yang membawa virus AIDS,
disuntik/menyuntik diri dengan jarum kotor, atau memperoleh transfuse darah
yang terkontaminasi virus AIDS, maka ia juga dapat terkena AIDS. Begitu pula
dengan bayi yang ibunya membawa virus AIDS.
Ada tiga cara penularan
AIDS pada bayi yaitu ketika janin masih di dalam kandungan, pada saat
dilahirkan yang penuh darah, dan melalui Air Susu Ibu. Meskipun begitu, tetap
lebih baik menyusui dengan ASI daripada susu bubuk (baik karena kemungkinan
tertulari AIDS secara matematis hanya 50%, maupun karena ASI mengandung banyak
zat yang berguna bagi kekebalan bayi).
Dari semua kasus
penderita AIDS yang berhasil sembuh, ada hal-hal penting yang bisa ditarik.
Pertama, memang virus HIV sebagai penyebab utama, tapi juga bergantung pada
kondisi fisik dan psikis masing-masing korban. Kedua, mereka yang berhasil
lolos dari maut adalah mereka yang secara sadar mengubah gaya hidupnya menjadi
lebih positif.
Wacana
pada Tataran Semi Ilmiah :
Merupakan wacana yang karakteristiknya
berada di antara ilmiah dan non ilmiah. Semi Ilmiah sebuah penulisan yang menyajikan fakta
dan fiksi dalam satu tulisan dan penulisannyapun tidak semiformal tetapi tidak
sepenuhnya mengikuti metode ilmiah yang sintesis-analitis karena sering di
masukkan karangan non-ilmiah. Contoh
artikel, editorial, opini, feuture, reportase.
Jenis-Jenis Wacana Semi Ilmiah :
Artikel,Editorial,Opini,Feuture,Reportase.
Contohnya
:
MANIS
BAGI PEJABAT RACUN UNTUK RAKYAT
PEMERINTAH pusat mulai
membagi-bagikan permen yang mengandung racun. Inilah permen manis bagi pejabat
yang menerima, tetapi racun karena mematikan daerah. Permen yang mengandung
racun itu adalah Peraturan Pemerintah Nomomr 37 Tahun 2006 tentang Kedudukan
Protokoler dan Keuangan Pimpinan Anggota Dewan. Isinya mengatur pendapatan
pimpinan anggota DPRD, yang terdiri atas uang representasi, tunjangan keluarga,
tunjangan beras, uang paket, tunjangan jabatan, tunjangan panitia musyawarah,
tunjangan komunikasi, dan tunjangan panitia anggaran. Jika setiap anggota DPRD
mendapat Rp 80 juta daerah harus mengeluarkan Rp 1,2 triliun. Sungguh uang yang
luar biasa manis, sekaligus inilah racun yang paling mematikan daerah. Kenapa?
Karena, biaya untuk gaji anggota DPRD itu lebih besar daripada pendapatan asli
daerah. Betapa ironis, pendapatan asli daerah minus setelah membayar gaji DPRD.
Yang jelas, peraturan
pemerintah itu semakin memperbesar jurang kaya dan miskin. Di tengah
meningkatnya pengangguran, di tengah bertambahnya penduduk miskin yang mencapai
100 juta orang, ada segelintir elite anggota DPRD yang jumlahnya 15 ribu orang
yang semakin kayak arena peraturan pemerintah itu.
Masih ada dampak
negative lain, yaitu semakin maraknya pungutan daerah untuk menambah kas
daerah. Berbagai pungutan itu diperlukan untuk menutupi deficit pendapatan asli
daerah akibat membayar gaji anggota DPRD. Sudah pasti, peraturan pemerintah itu
menambah bengkaknya anggaran negara yang digunakan untuk keperluan konsumtif.
Padahal, tanpa adanya Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu pun,
proporsi pengeluaran rutin untuk keperluan konsumtif sudah lebih besar. Adalah
menyedihkan bahwa yang bertambah bukan untuk keperluan pembangunan yang dapat
menciptakan lapangan kerja dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan.
Dengan adanya Peraturan
Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu, bertambah kuat tanda-tanda negara ini
agaknya sedang disetir menjadi surga hanya bagi kaum elite, yaitu elite
legislative yang bernama wakil rakyat di daerah maupun di pusat. Soal waktu
saja, keluar pula peraturan pemerintah yang pada gilirannya akan menyenangkan
elite yang duduk di jajaran eksekutif dan yudikatif. Maka, sempurnalah negara
ini menjadi negara yang manis bagi pejabat, tetapi racun bagi rakyat (Media
Indonesia, 2007:1).
Selain itu, boleh
percaya boleh tidak, anggota DPRD masih mendapat tunjangan kesejahteraan berupa
pemberian jaminan pemeliharaan kesehatan, pakaian dinas, serta biaya akibat
perjalanan dinas. Akibatnya, sebagai gambaran, pendapatan yang diterima ketua
DPRD provinsi mencapai Rp 36,269 juta, jauh melebihi pendapatan yang diterima
Ketua Mahkamah Agung (Rp 24,390 juta) dan Ketua Badan Pemeriksa Keuangan (Rp
23,940 juta). Jaraknya semakin jauh bagaikan langit dan bumi, bila dibandingkan
dengan pendapatan gubernur (Rp 8,4 juta), terlebih dibanding bupati (Rp 5,8
juta).
Permen itu semakin
manis karena sekalipun Peraturan Pemerintah Nomor 37 Tahun 2006 itu baru
ditandatangani Presiden November lalu, tetapi dibuat berlaku mundur sejak 1
Januari 2006.
Wacana
pada Tataran Non Ilmiah :
Karangan
non ilmiah adalah karangan yang menyajikan fakta pribadi tentang pengetahuan
dan pengalaman dalam kehidupan sehari-hari.
Ciri-ciri karangan nonilmiah:
•
ditulis berdasarkan fakta pribadi
•
fakta yang disimpulkan subyektif
• gaya
bahasa konotatif dan popular
•
tidak memuat hipotesis
•
penyajian dibarengi dengan sejarah
•
bersifat imajinatif
•
situasi didramatisir
•
bersifat persuasive
macam-macam
karya Tulis Non Ilmiah :
Dongeng, cerpen, novel, drama, dan roman
contohnya
:
Sinopsis
Sebelas anak Melayu Belitong yang disebut Laskar
Pelangi ini tak
menyerah walau keadaan tak bersimpati pada mereka.
Sebut saja Lintang,
seorang kuli kopra cilik, yang genius dan dengan
senang hati bersepeda 80
kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya
akan ilmu-bahkan
terkadang hanya untuk menyanyikan lagu padamu negeri
di akhir jam
sekolah. Atau Mahar, seorang pesuruh tukang parut kelapa
sekaligus
seniman dadakan yang imajinatif, tak logis, kreatif,
dan sering diremehkan
sahabat-sahabatnya, namun berhasil mengangkat
derajat sekolah kampung
mereka dalam karnaval 17 Agustus.
Selami ironisnya kehidupan mereka, kejujuran
pemikiran mereka,
indahnya petualangan mereka dan temukan diri anda
tertawa, menangis,
dan tersentuh saat membaca setiap lembarnya. Novel
ini dipersembahkan
buat mereka yang meyakini the magic of childhood
memories dan
khususnya juga buat siapa saja yang masih percaya akan
adanya pintu
keajaiban lain untuk mengubah dunia pendidikan. Di
tengah upaya untuk
tetap mempertahankan sekolah, mereka kembali harus
menghadapi
tantangan yang besar.
Penggunaan Bahasa Indonesia
dilingkungan Keluarga
Penggunaan
bahasa indonesia yang baik dan benar dalam lingkungan keluarga sangat penting
penggunaanya. Hal itu dikarenakan kita jadi lebih dapat memahami cara bicara
yang sopan dengan orang yang lebih tua atau muda, tetapi tiap individu
cenderung menggunakan bahasa sehari –hari yang lebih santai yang tidak terlalu
memperhatikan aturan Bahasa Indonesia. Namun hal itu tergantung dari pola hidup
keluarga. Keluarga yang berasal dari kalangan terpandang, baik status sosial
maupun ekonominya cenderung lebih formal dan sopan di dalam menggunakan Bahasa
Indonesia dengan baik dan benar yang sudah jadi kebiasaan turun-temurun
keluarga.
referensi
http://faisal69-bhuleisme.blogspot.com/2010/11/wacana-semi-ilmiah.html
http://duanpuri.wordpress.com/2010/02/27/pemanfaatan-bahasa-indonesia-pada-tataran-ilmiah-semi-ilmiah-dan-non-ilmiah/
http://faisal69-bhuleisme.blogspot.com/2010/10/wacana-ilmiah.html
http://silvergrey23.blogspot.com/2010/11/wacana-non-ilmiah.html
http://legend-of-eleven4.blogspot.com/2010/10/pemanfaatan-bahasa-indonesia-pada.html
- Back to Home »
- Wacana yang Membedakan Pemanfaatan Bahasa Indonesia Pada Tataran Ilmiah, Semi Ilmiah dan Non Ilmiah

The best slots to play at MGM in Las Vegas, Nevada - Dr. Maryland
BalasHapusMGM 시흥 출장샵 is one 안동 출장샵 of the oldest and 전라남도 출장샵 most 김제 출장안마 prominent Las Vegas casinos, with over 500 slots on its roster. In 전라남도 출장샵 fact, it's just a simple matter