Posted by : Unknown
Selasa, 25 Juni 2013
Seperti yang kita ketahui Indonesia adalah Negara dengan berbagai macam suku dan budaya. Dari sabang sampai merauke terbentang pulau-pulau yang didalamnya terdapat berbagai macam suku dan budaya bangsa Indonesia. Pada kesempatan kali ini saya akan membahas sedikit tentang kebudayaan batak karo, dimana kebudayaan batak karo adalah kebudayaan asli daerah teman saya dilahirkan.
Suku Karo adalah suku asli yang
mendiami Dataran Tinggi Karo, Kabupaten Deli Serdang, Kota Binjai, Kabupaten
Langkat, KAbupaten Dairi, Kota Medan, dan Kabupaten Aceh tenggara. Masyarakat
Batak Karo sendiri bermukin di wilayah sebelah barat laut Danau Toba yang mencakup
luas wilayah sekitar 5.000 kilometer persegi yang secara astronomis terletak
sekitar antara 3′ dan 3′30″ lintang utara serta 98′ dan 98′30″ bujur timur.
Wilayah Tanah Karo tersusun atas dua wilayah utama sebagai berikut:
ü Dataran tinggi Tanah Karo, yang mencakup
seluruh wilayah Kabupaen Karo dan pusat administratifnya di kota Kabanjahe.
Wilayah dataran tinggi Tanah Karo ini menjorok ke selatan hingga masuk ke
wilayah Kabupaten Dairi (khususnya Kecamatan Taneh Pinem dan Tiga Lingga),
serta ke arah timur masuk ke bagian wilayah Kecamatan Si Lima Kuta yang
terletak di Kabupaten Simalungun. Masyarakat Karo menyebut wilayah pemukiman
dataran tinggi ini dengan nama Karo Gugung.
ü Dataran rendah Tanah Karo yang mencakup
wilayah-wilayah kecamatan dari Kabupaten Langkat dan Kabupaten Deli Serdang
yang terletak pada bagian ujung selatan secara geografis ( namun tertinggi
secara topografis). Wilayah ini dimulai dari plato Tanah Karo yang membentang
ke bawah hingga mencapai sekitar kampung-kampung Bahorok, Namo Ukur, Pancur
Batu, dan Namo Rambe yang ada di sebelah utara, serta Bangun Purba, Tiga Juhar,
dan Gunung Meriah di sisi timur. Masyarakat Karo menyebut daerah ini dengan
nama Karo Jahe (Karo Hilir).
Selain kefasihan dalam berbahasa
Karo, ciri identitas terpenting seorang Karo dapat diketahui dari nama marga
yang bersangkutan. Orang-orang Karo memiliki lima macam klan patrilineal atau marga,
yaitu Karo-karo, Ginting, Tarigan, Sembiring, dan Peranginangin. Tiap-tiap
marga ini terpecah lagi menjadi 13 hingga 18 submarga, sehingga secara
keseluruhan dapat dijumpai sebanyak 83 submarga.
Nama suku ini dijadikan salah satu nama kabupaten di
salah satu wilayah yang mereka diami (dataran tinggi Karo) yaitu kabupaten Karo
. Suku ini memiliki bahasa sendiri yang disebut Bahasa Karo. Pakaian adat suku
Karo didominasi dengan warna merah serta hitam dan penuh dengan perhiasan emas.
Suku Karo mempunyai beberapa tari tradisional, di
antaranya:
Ø Piso Surit
Ø Lima Serangkai
Ø Terang Bulan
Berikut ini adalah contoh dari pakaian adat suku batak
karo yang juga digunakan sebagai pakaian untuk tari tradisional lima serangkai.
Demikian artikel ini saya buat, semoga bermanfaat bagi
kita semua. Dan satu hal lagi yang ingin saya sampaikan bahwa Pendiri kota
Medan adalah seorang putra Karo yaitu Guru Patimpus Sembiring Pelawi.
Terimakasih atas perhatiannya wassalam…