Posted by : Unknown Kamis, 28 November 2013

Konflik Fungsional dan Peran 

di dalam Konflik,Secara sederhana hal itu berarti bahwa konflik mempunyai potensi bagi perbaikan atau pengganggu pelaksanaan kegiatan organisasi tergantung pada bagaimana konflik tersebut di kelola. Dan bila konflik di tangani secara tepat mugkin dapat mengarahkan penemuan cara penglokasian baru yang menguntungkan organisasi keseluruhan. Misal lebih banyak dana dapat dia lokasikan kepada devisi-devisi dengan pasar yang sedang tumbuh pesat.

Hasil-hasil fungsional lainnya dapat berupa:
(1) manajer menemukan cara penggunaan dana yang mereka terima secara lebih efektif.
(2) manajer menemukan suatu cara yang lebih baik untuk menekan pengeluaran atau.
(3) manajer memperbaiki satuan-satuan pelaksanaan kerja keseluruhan sehingga tersedia dana tambahan.
Di samping itu, konflik juga mungkin berperan salah.
Sebagai contoh : Koperasi (kerjasama) di antara para manajer terganggu, atau konflik membuat koordinasi kegiatan-kegiatan organisasi menjadi sulit.
Lewis A Coser² mengemukakan bahwa konflik mempunyai segi-segi positif. Berbagai segi positif konflik dapat di uraikan sebagai berikut :
Konflik dalam :
Penggantian pimpinan yang lebih berwibawa, penuh ide baru dan semangat baru.
Perubahan tujuan organisasi yang lebih mencerminkan nilai-nilai yang disesuaikan dengan perubahan situasi dan kondisi.
Pelembagaan konflik itu sendiri, artinya konflik disalurkan agar tidak merusak susunan atau struktur organisasi. konflik dengan organisasi lain mungkin dapat, lebih mempersatukan para anggota organisasi, mendatangkan kehidupan baru di dalam hal tujuan serta nilai organisasi, lebih menyadarkan para anggota terhadap strategi serta taktik lawan, sebagai suatu lembaga pengawasan masyarakat.
Bagaimanapun juga, konflik merupakan suatu hal yang memakan pikiran, waktu, tenaga, dan lain-lain untuk menyelesaikannya. Kalau ini sering terjadi dan penyelesaiannya berlarut-larut akan memperlemah kedudukan pihak-pihak yang saling konflik dan organisasi sebagai keseluruhan. Pihak-pihak menjadi lemah dan lesu untuk melaksanakan tugas-tugas sampai konflik tersebut terselesaikan dan memuaskan semua pihak. Oleh karna itu penyelesaian secara cepat konflik yang terjadi di perlukan, apabila diinginkan agar organisasi tidak ladung (stagnant). Masalahnya sekarang adalah bagaimana manajer dapat mengelola tingkat konflik untuk menghasilkan prestasi organisasi maksimum.

>>>>> Konflik Struktural
Dalam organisasi klasik ada empat bidang struktural dimana konflik sering terjadi :
1. Konflik hirarkis, yaitu konflik antara berbagai tingkatan organisasi. Manajemen menengah mungkin konflik dengan personalia penyelia, dewan komisaris mungkin konflik dengan manajemen puncak, atau secara umum terjadi konflik manajemen dan para karyawan.
2. Konflik fungsional, yaitu konflik antara berbagai departemen fungsional oranisasi. Sebagai contoh klasik, konflik antara departemen produksi dan pemasaran dalam satu organisasi perusahaan.
3. Konflik lini-staf, yaitu konflik antara lini dan staf. Hal ini sering merupakan hasil adanya perbedaan-perbedaan yang melekat pada personalia lini dan staf
4. Konflik formal-informal, yaitu konflik antara organisasi formal dan informal.
Desain organisasi modern juga mengandung situasi-situasi konflik potensial. Secara khusus, organisasi proyek dan matriks secara struktura, menciptakan konflik. Manajer proyek dengan tanggung-jawab tetapi tanpa wewenang, dan manajer pada suatu struktur matriks dengan seorang atasan fungsional serta pimpinan proyek menyajikan situasi-situasi konflik. Seperti telah dikemukakan di muka, bahwa keberadaan konflik dalam desain organisasi modern juga dapat menunjukkan manfaat. Dalam banyak kasus desain organisasi, konflik ternyata dapat sangat membantu manajement.
Konflik sosial dalam teori ini berasal dari upaya merebut dan mempertahankan wewenang dan kekuasaan antara kelompok-kelompok sosial yang ada di dalamnya. Hanya dalam bentuk wewenang dan kekuasaan yang bagaimanakah konflik tersebut dapat digambarkan.

Contoh Konflik
Kasus : Rumah Sakit Kolombo
Bapak subaki, pensiunan dokter ahli dan pernah mengikuti pendidikan manajemen, sekarang adalah Direktur Utama Rumah Sakit Kolombo. Kolombo merupakan rumah sakit umum yang mempunyai 200 tempat tidur dan melayani suatu daerah yang berpenduduk sekitar 50.000 orang. Subaki baru saja memulai pertemuan dengan administrator rumah sakit, saudara Asmuni. Tujuan pertemuan (Rapat) adalah untuk mencari penyelesaian yang dapat diterima oleh semua pihak tentang masalah konflik wewenang yang jelas kelihatan antara saudara Rinto dan Kepala bagian Operasi, dr. Hastomo.
Masalah ini diberitahukan kepada Bapak Subaki untuk di minta perhatian oleh dr. Hastomo sewaktu bermain golf. Dr. Hastomo telah mengajukan tantangan pada subaki untuk bermain golf milik Atma jaya; tetapi ajakan ini hanya suatu alasan dr. Hastomo untuk mendiskusikan masalah rumah sakit dengan Subaki.
Masalah yang dipersoalkan dr. Hastomo menyangkut penjelia (Supervisor) ruang operasi, Rinto Panggabean, dimana Rinto membuat sekedul serangkaian kegiatan operasi rumah sakit sesuai dengan kebijaksanaan-kebijaksanaan yang dia “percaya” telah digariskan oleh administrator rumah sakit. Salah satu sumber kejengkelan para ahli bedah adalah sikapnya bahwa penggunaan ruang-ruang operasi rumah sakit harus dibuat maksimum bila biaya-biaya rumah sakit akan ditekan atau diturunkan. Oleh karena itu Rinto menyusun skedul dengan suatu pedoman bahwa waktu menganggur ruang pengoprasian harus diminimumkan. Lebih lanjut para ahli bedah telah mengeluh bahwa Rintto menunjukkan pilih kasih (Favoritism) dalam schedulingnya yang mengizinkan beberapa dokter menggunakan lebih lama ruang operasi dari pada yang lain.

SUMBER :
- http://www.wikipedia.org/
- http://sap.gunadarma.ac.id/
- http://id.wikipedia.org/wiki/Konflik

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Blogger templates

Blogroll

free counters

Total Tayangan Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

My Blog List

Pages

Mengenai Saya

Pengikut

Weekly post

Copyright © My Road on My Path -Black Rock Shooter- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan